Powered By Blogger

kisah inspiratif widya

Kamis, 17 Juni 2010

Allah Itu Adil

Malam itu aku hampir mati ketakutan. Ketika tiba2 ada sms nyasar di hape-ku dengan isi: aku tunggu di ...penting. help!. Waduh, ada apa ini? Ini sms dari salah satu mantan pacar di masa lalu yang kini sudah punya istri dan satu anak. Kami memang sudah lama tidak bertemu, tapi terkadang sering juga sms-an, sekedar menanyakan kabar. Kalau bertemu dengan dia sih bisa dihitung dengan jari. Biasanya karena tidak sengaja pastinya. Tetapi saat ini aku ketemu dia sama istri dan anaknya. Kami kerap ngobrol bareng untuk beberapa waktu. Toh, istrinya juga tidak cemburu dengan aku. Dia sudah tahu semua dari suaminya tentang aku.

Lalu kini si mantan ini ngajak ketemuan aku, hanya berdua? Untuk apa? Waduh, terpaksa aku titip anakku ke ibu angkatku dulu. Pasti ini ada hal yang menakutkan sampai si mantan minta aku ketemu dengan dia. Dan di salah satu tempat makan di mall itu aku melihat dia duduk gelisah.

"Ada apa?" kataku, sambil buru-buru duduk di depannya.

Dia tersenyum. Meski terlihat datar. Lalu dia menawarkan aku untuk memilih menu makanan dan minuman dulu.

"Wid, maaf merepotkan. Tetapi aku ada masalah"

Dia memutar2 gelas kopinya. Tampak sulit bicara, tetapi kemudian aku lihat dia menangis.

"Kami sudah lama ingin bercerai, tapi aku selalu tak bisa karena anakku"

Ha??!! Bagai habis kena petir aku mendengarnya. Bercerai? Apa aku tidak salah dengar? Bukankah yang terlihat selama ini mereka merupakan pasangan bahagia yang tiada tandingannya? Aku aja sampai iri banget melihatnya. Istrinya adalah sosok wanita cantik nan menggoda, yang sanggup membuat si mantan pacarku yang dulunya playboy nggak ketulungan ini bertekuk lutut. Inilah wanita yang membuatnya tergila-gila dan berhasil membuatnya menjadi suami sekaligus ayah. Sekitar 5 tahun pernikahan mereka, apakah ini hanya sekedar emosi keduanya semata?

"Kenapa ingin bercerai" kataku, pelan sekali. Takut membuatnya lebih shock. Ya, ampun. Si playboy yg dulunya "garang" dan macho banget ini ternyata bisa menangis. Air matanya meluncur pelan. Menghilangkan segala jejak "kedahsyatan" masa lalunya. Hmm..dia tidak sebengal dulu. Ada sisi rapuh dibalik laki-laki itu.

Kami dulu memang pernah berkencan. Tidak lama. Hanya dalam hitungan bulan. Waktu itu tidak ada kata spesifik dari hubungan kami ini. Selain pernah dekat. Okelah, mungkin dulu kami sama-sama kesepian. Jadi bertemu, dan sepakat untuk menjajaki kebersamaan. Tetapi ternyata tiak cocok! Aku tidak suka gayanya yang pecicilan terhadap banyak perempuan. Dan dia tidak suka dengan gayaku yang dianggapnya terlalu keras dan temperamental. Wah, itu aku banget ya? hehe...

Hubungan kami dulu memang tidak berlanjut. Tetapi anehnya kami tidak musuhan. Kami tetap berteman. Bahkan kami selalu menjaga komunikasi diantara kami. Sampai suatu hari dia bilang sama aku, ketemu cewek yang cantiiiik sekali. Dan dia berpikir untuk menikahi cewek ini. Saat itu aku cuma berkata: alhamdulillah mantan yayang, akhirnya kamu insyaf juga...hahaha

Dan mereka menikah. Aku datang juga lho di acara itu. Pokoknya acaranya serba mewah dan meriah dengan tema internasional. Luar biasa. Banyak sekali tamu yang hadir. Mempelai wanita dan prianya juga nampak mengagumkan. Satunya ganteng, satunya cantik. Mereka memang pasangan yang sangat serasi sekali. Aku sempat foto bertiga juga sama mereka. Aku ditengah, diapit mempelai. Terlihat banget aku jomplang sekali disana. Maklum, waktu itu aku mau liputan di salah satu launching produk milik Jepang di daerah Kelapa Gading. Sebelumnya ya aku nekad datang diacara kawinan mereka. Jadilah kostumku waktu itu, celana jins belel biru, sepatu kets merah, tas sporty abu2, kaos hitam gambar naga dengan blazer hitam garis2...hehe

Pada kesempatan itu, aku mengucapkan kata tulus; Semoga jadi keluarga yang sakinah, mawwadah dan warrohmah. Amien Ya Rabb...tapi kenapa 5 tahun kemudian kejadiannya begini? Apa waktu itu aku salah ngomong saat berdoa ya?

"Kami menjalani 5 tahun ini penuh dengan pura-pura. Kamu tau nggak Wid? Kami ini sama-sama berselingkuh......"

What???!!!!

Si mantan bercerita. Dia menikahi istrinya dengan kebanggaan luar biasa. Karena kecantikan dan segala pesona yang dimiliki wanita tersebut. Hal itulah yang membutakan matanya. Hingga menjadi munafik. Sang istri ternyata tidak dapat melupakan mantan kekasihnya yang juga telah berstatus "menikah". Awal-awal perkawinan, hal tersebut masih bisa diatasi. Apalagi kemudian ada anak mereka. Tetapi ketika si anak udah mulai besar,dan si mantan ingin menambah momongan baru, sang istri menolak mentah2.

Perselingkuhan istri dengan mantan kekasihnya kemudian terbuka luas bak lapangan bola. Mantan pacarku ini ngamuk luar biasa. Tetapi dia tetap mencoba sabar. Atas nama cinta, dan dia juga sayang anaknya. Selanjutnya, pernikahan tersebut menjadi kering kerontang bak tanah di musim kemarau. Dan repotnya, si mantan ini mencari pelarian pula dengan segenap wanita di luaran. Cocok! Tetapi kata-kata cerai tersebut tetap tidak berani terungkap.

"Setiap kali melihat kecantikannya, kelembutan dan segala pesona dia aku jadi kalah. Rasanya tak siap berpisah dengan wanita sesempurna dia..."

Sempurna? Wueks!! Sempurna apa kalau sudah kawin masih selingkuh juga? Wah, aku geleng2 kepala. Ada penyakit mereka berdua ini hingga menjalankan proses pernikahan yang "payah".

"Sekarang istriku hamil. Dan aku tahu pasti itu bukan anak aku. Karena kami sudah tidak satu ranjang lagi sejak 6 bulan terakhir.."

Stop! Aku langsung minum cola banyak-banyak. Stres aku mendengarnya. Ini hal paling menjijikkan yang pernah kudengar.

"Sekarang, apa pun keputusanmu itu adalah hakmu. Aku hanya sekedar teman. Ceritakanlah apa yang akan kamu ceritakan. Ungkapkanlah semua. Bila perlu sampai muntah. Sudah itu, stop! Berpikirlah jernih untuk situasi yang seperti ini. Kamu itu laki-laki, kamu pemimpin di rumahmu sendiri. Seharusnya. Tetapi apa yang kamu lakukan? Kamu bahkan tidak bisa mengarahkan istrimu sendiri ke dalam lingkup kebaikan. Justru atas nama cinta yang dibutakan oleh segala kecantikannya itu kamu malah semakin membiarkannya tergelincir ke dalam perzinahan!"

"Aku cinta banget sama dia Wid. Kamu harus ngerti!" dia mulai merengek seperti bocah kecil minta dibelikan balon.

"Kalau kamu cinta, kamu harus bisa mengarahkan dia. Bukan seperti ini. Kalian justru hancur bersama-sama. Apa yang kulihat dari kisah perkawinan ini adalah dua orang bodoh yang berpikir bahwa mereka bisa mengatur hidup mereka tanpa campur tangan Allah. Aku benci perceraian. Kamu tahu kan, aku pun bercerai. Dan itu bukan suatu hal yang menyenangkan. Terutama bagi kaum perempuan, dan anak yang masih butuh kasih sayang. Aku suka kalimat bahwa kamu memikirkan anakmu. Pikirkan saja itu. Semua orang pernah salah, jadi kata maaf itu bukan suatu hal mewah. Hanya saja kamu harus ikhlas melakukannya, termasuk menerima bayi dalam kandungan istrimu yang jelas-jelas bukan darah dagingmu sendiri..."

Tiga hari kemudian, aku ditelpon mantan pacarku ini. Istrinya ternyata tidak mau melanjutkan pernikahan mereka. Dia lebih memilih menjadi istri simpanan daripada mantan kekasih lamanya. Sementara anak mereka juga dalam pengasuhan sang istri ini. Lalu, bagaimana kabar mantan pacarku? Hmm...dia kacau sekali. Dia nangis, teriak2 dan entah apalagi. Tampaknya dia sangat tertekan dengan kondisi ini. Dan satu2nya orang yang jadi tempat curahan hatinya mungkin cuma aku. Sehingga meledaklah semuanya bagai bom waktu. Dan mungkin aku yang sedang capek, kesel atau emosi juga mendengar kisahnya jadi ikut2an terpengaruh juga.

"Sudah diam, jangan merengek seperti anak kecil! Terimalah nasibmu sendiri. Sekarang kamu tahu kan bagaimana rasanya dihianati dan ditinggalkan? Tidak enak kan? Coba kamu mikir. Berapa perempuan yang pernah kamu buat berantakan hidupnya gara-gara ulahmu di masa lalu? Termasuk aku? Jangan menyalahkan takdir, jangan menyalahkan istrimu, jangan menyalahkan siapa2. Salahkan dirimu sendiri! Inilah buah dari perbuatanmu di masa lalu. Allah itu adil!"

Bleg! Aku lempar hape di kasur. Uh, marah sekali aku waktu itu. Jadi ingat perlakuan dia di masa lalu terhadap aku. Dia bilang dia cinta, dia sayang. Tetapi aku harus melihat sendiri betapa munafiknya dia terhadap hidup. Tidak hanya satu atau dua perempuan. Tetapi banyak! Jujur waktu itu aku mulai jatuh cinta sama dia. Tidak munafik, dia merupakan salah satu mantan pacar paling ganteng yang pernah kumiliki. Dan betapa berdukanya aku ketika tahu dia pun menjalin hubungan dengan salah satu sahabat baikku. Tuhan, tak dapat kuungkapkan rasa hatiku saat itu.

Namun seiring waktu aku memaafkan perbuatannya. Meski tidak ada keinginan untuk kembali, aku tetap memberikan tempat dihati sebagai sahabat. Aku merasa memang tidak ada hak untuk melanjutkan kebencian aku terhadapnya. Meski aku juga mendengar betapa banyak korban dia. Beruntung aku yang belum sempat "diapa2in" sama si bajingan ini. Tetapi wanita yang lain? Sahabatku yang juga ditinggalkannya itu sampai nyaris bunuh diri. Aku dengar juga ada cewek yang hamil lalu aborsi karena dia kabur. Terus ada juga yang terpaksa dikawinin orang lain karena lagi-lagi si ganteng tapi hatinya iblis ini lepas tanggung jawab.

Aku rasa, wanita2 yang pernah terluka itu pernah mengucapkan sumpah serapah. Termasuk aku tentu saja yang bahkan sempat menampar mukanya dan memukul kepalanya pake sapu. hehe...aku emosi sekali waktu itu karena tau dia selingkuh sama sahabatku. Tetapi waktu pula yang membuat semuanya menjadi semu. Para wanita itu mungkin sudah memaafkan dan melupakan. Tetapi inilah saatnya Tangan Tuhan bekerja untuk memberikan pelajaran bagi umat yang tidak lagi punya perasaan. Dia menyakiti orang, maka akan juga disakiti orang. Dia dihianati orang, dia pun akan merasakan pahitnya dihianati orang. Kini kita bicara tentang: KEADILAN. Tidak perlu membalas kejahatan orang lain, karena Allah itu tidak pernah tidur.

Habis sholat Isya, aku mendapatkan sms baru. Dari dia tentu saja: Wid, maafkan semua kesalahanku dimasa lalu. Kamu benar, ini semua karena buah dari kekhilafan aku di masa lalu. Terima kasih sudah mengingatkan. Kamu salah satu wanita terbaik yang pernah aku sia2kan. sekali lagi, maafkan.

Bleg! Lagi2 aku lempar hape ke kasur. Malam itu aku nonton Opera Van Java tanpa ketawa2. Jadi ingat dulu aku sempat protes ke Tuhan kenapa harus kehilangan cowok seganteng dan sekeren dia? Aku dulu merasa Allah tidak adil. Astagfirullah..ternyata kini aku tahu jawabannya. Dia memang tidak pantas buat aku. Tidak baik dan memang tidak patut. Allah punya rencana sendiri dalam hidup aku. Aku suka kalimat yang mengatakan, terkadang kita harus bertemu dulu dengan orang yang tidak baik agar kita dapat memiliki orang yang terbaik.

Jadi semua ada hikmah, ada pelajaran yang dapat dipetik. Ketampanan, kecantikan, pesona penampilan dan sebagainya bukanlah hal utama yang harus dicatat sebagai syarat mutlak suatu pasangan. Tidak ada jaminan kemasan itu akan sebagai isinya. Ketampanan atau kecantikan dapat pudar karena usia, kesehatan atau kecelakaan misalnya. Tetapi kebaikan hati tidak akan luntur dengan mudahnya. Tetapi masalahnya, sampai detik ini aku memang susah mencari pasangan yang punya hati yang begitu luar biasa. Tuhan, dimana aku harus mencarinya? hiks!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar